Taman Wisata alam air terjun Bantimurung di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan merupakan salah satu diantara tempat wisata yang terkenal di Indonesia bahkan ke luar negeri. Dalam perjalannya, Kabupaten Maros berubah menjadi Distrik Adat yang dipimpin oleh seorang kepala distrik yang dipilih dari bangsawan lokal dengan gelar Karaeng, Arung atau Gallarang. Kerajaan Simbang merupakan salah satu Distrik Adat yang berada dalam wilayah Kerajaan Maros. Distrik ini dipimpin oleh seorang bangsawan lokal bergelar Karaeng. Pada tahun 1923, Patahoeddin Daeng Paroempa, menjadi Karaeng Simbang. Beliau mulai mengukuhkan kembali Kerajaan Simbang dengan melakukan penataan dan pembangunan. Salah satu program yang dijalankannya adalah melaksanakan pembuatan jalan melintas dari Kerajaan Simbang ke daerah-daerah di sekitarnya agar mobilisasi menjadi lebih lancar. Pembuatan jalan ini, rencananya akan membelah daerah hutan belantara. Namun, suatu waktu pekerjaan tersebut terhambat akibat terdengarnya bunyi menderu dari dalam hutan yang menjadi jalur pembuatan jalan tersebut. Pada waktu pembuatan jalur jalan, para pekerja tidak berani melanjutkan pekerjaan jalur jalan tersebut. Karena suara gemuruh tersebut begitu keras. Karaeng Simbang yang memimpin langsung proyek jalan tersebut lalu memerintahkan salah seorang pegawai kerajaan untuk memeriksa ke hutan belantara asal suara itu. Setelah sang pegawai kerajaan melakukan pemeriksaan lokasi, Karaeng Simbang kemudian bertanya; “Aga ro merrung?” (Bahasa Bugis; suara apa itu yang bergemuruh?).“Benti, Puang,“ (Air, Tuanku), jawab sang pegawai tersebut. "Benti", adalah Bahasa Bugis halus atau tingkat tinggi untuk air. Kosa kata seperti ini pada umumnya diucapkan oleh seorang rakyat jelata ketika bertutur dengan kaum bangsawan. Mendengar laporan tersebut, Karaeng Simbang lalu melihat langsung asal sumber suara gemuruh tersebut. Sesampainya di tempat asal suara, Karaeng Simbang takjub menyaksikan luapan air begitu besar merambah batu cadas yang mengalir jatuh dari atas gunung. Beliau kemudian berujar; “Makessingi kapang narekko iyae onroangngnge diasengi Benti Merrung!“ (Mungkin ada baiknya jika tempat ini dinamakan air yang bergemuruh). Berawal dari kata Bentimerrung kemudian berubah bunyi menjadi Bantimurung. Penemuan air terjun tersebut membuat rencana pembuatan jalan tidak dilanjutkan. Sebaliknya, daerah di sekitar air terjun tersebut dijadikan sebagai suatu perkampungan baru dalam wilayah Kerajaan Simbang. Sekarang ini, Bantimurung menjadi salah satu kecamatan dalam wilayah Kabupaten Maros, begitu pula Simbang. Sedangkan air terjun Bantimurung menjadi kawasan wisata alam. Air terjun ini berasal dari luapan air yang mengalir jatuh dari atas, merambah batu cadas dengan ketinggian kurang lebih 30 meter dari permukaan tanah. Air terjun ini menggemuruh sepanjang hari sehingga menjadikannya tempat rekreasi yang sangat populer saat ini.
No comments:
Post a Comment